Rabu, 04 April 2012

CARA MEMENANGKAN LOMBA PIDATO BAHASA INGGRIS



1. ISI PIDATO 

PENGEMBANGAN PIDATO ( Skor 10%)

Struktur dan Pengaturan isi Pidato

  1. Pembukaan yang menarik perhatian
  2. Isi Pidato
  3. Kesimpulan
 Catatan :

Cara mencari perhatian penonton dalam berpidato, sebaiknya merujuk kembali pada Pembukaan
Jangan lupa untuk memungkinkan reaksi dari penonton seperti tertawa atau ragu-ragu dalam pidato Anda.

Bahan / Materi Pendukung:

  1. Judul: Jelas, tidak ambigu, dan tajam.
  2. Penggunaan alat bantu visual dan / atau alat keperluan pidato: Jika Anda menggunakan alat bantuan visual atau alat bantu pidato lainnya, pastikan Anda dapat menggunakannya dengan benar dan tenang.
  3. Gunakan humor dalam pidato Anda. Ciptakan emosi penonton dan juri!

EFEKTIVITAS PIDATO (Skor 10%)

Pencapaian Tujuan
: Pidato Anda harus memiliki tujuan yang dapat diidentifikasi / dikenali: seperti untuk mendidik, memotivasi, menginspirasi, mengangkat "moral", atau membujuk.

Minat Penonton: Berpidatolah dengan isi positif, dan jangan pernah berisi hal-hal berbau negatif karena tujuan berpidato adalah agar penonton bisa terinspirasi, terhibur, atau diberi informasi. Jangan berbicara tentang topik yang terlalu kontroversial dan mungkin menyinggung beberapa penonton.

NILAI PIDATO (Skor 10%)

Ide, Logika, dan Pemikiran Asli: Cobalah untuk berpidato dengan membahas topik-topik materi terkini yang segar dan baru. Hindari berbicara tentang materi kuno yang kebanyakan orang sudah mengetahuinya.

2. PENYAMPAIAN PIDATO

PENAMPILAN SAAT BERPIDATO (Skor 10%)

Penampilan fisik harus rapi, rambut tidak acak-acakan, pokoknya rapi "menurut" kaidah orang Indonesia pada umumnya.

Bahasa Tubuh saat berpidato: tidak boleh berkeliling di sekitar panggung, gerakan tubuh harus tertata rapi. Pastikan gestur tubuh sesuai dengan suara pidato dan cobalah hindari kelakuan buruk yang sering anda lakukan.(ngu*il, misalnya)

SUARA SAAT BERPIDATO (Skor 10%)

Fleksibilitas: Suara Anda harus bergerak dari satu nada satu ke nada yang lain agar reaksi penonton positif dan terbawa oleh pidato sobat.

Volume: Gunakan berbagai tingkat volume suara untuk menekankan beberapa bagian pidato tersebut. Tapi juga pastikan suara Anda selalu keras dan cukup jelas bagi para penonton agar terdengar jelas seluruh pidato yang anda sampaikan!

CARA PENYAMPAIAN (10%)

Jadilah percaya diri dan profesional. Ketika anda berbicara langsung kepada penonton. Anda harus tahu isi pidato secara menyeluruh; terus berbicara meskipun ada beberapa bagian yang anda lupa. Jangan sampai penonton / juri tahu bahwa anda lupa isi pidato. Intinya selalu antusias dan percaya diri ketika berpidato.


3. BAHASA PIDATO

AKURASI (20%)

Akurasi bahasa dalam bidato sangat penting. Periksalah isi pidato Anda sebelum Mengubah Pronoun (kata ganti) dari orang ketiga (he, she) ke orang pertama (I). Karena hal tersebut bisa mengurangi nilai "bahasa" pidato anda. Dan juga struktur bahasa lainnya.

PENGUCAPAN (10%)

Jika ada kata yang sulit diucapkan, jangan pernah mencoba mengucapkannya, ganti kata tersebut dengan padanan yang sama. Misalnya kata murderous, jika susah diucapkan ganti saja sinonimnya danger.

PEMILIHAN KATA (10%)

Gunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh penonton. Meskipun begitu anda harus tetap mengikuti kadiah pemilihan kata yang tepat. Jangan sampai ada kata yang tidak pas diterapkan dalam sebuah pidato. Misalnya saja penggunaan kata non-formal, hey dudes ! What the hell is this speech!! :)

PETUNJUK AKHIR

Praktek, praktek, praktek! Praktek di depan berbagai jenis manusia :) Cobalah berlatih pidato bahasa Inggris anda di depan kawan dekat, kawan jauh, ibu guru IPS, bapak guru biologi, dan tentu bapak dan ibu guru bahasa Inggris. Lihatlah respon mereka.... Tanyakan, apa yang kurang dari pidato yang anda sampaikan.

Senin, 19 Maret 2012

Slang Particles in Indonesian Language


Indonesian slang is the informal version of Indonesian. Despite its direct origins, Indonesian slang often differs quite significantly in both vocabulary and grammatical structure from the most standard form of Indonesia's national language.
Its native name, bahasa gaul (the 'social language'), was a term coined in the late 1990s where bahasa means 'language' and gaul means 'social', 'cool' or 'trendy'. Similarly, the term bahasa prokém (a more out-dated name for Indonesian slang) created in the early 1980s means 'the language of gangsters'. Prokém is a slang form of the word préman and was derived from the Dutch word vrijman(English: freeman; lit. gangster).
Indonesian slang is predominantly used in everyday conversation, social milieus, among popular media and, to a certain extent, in teen publications or pop culture magazines. For those living in more urbanized regions of Indonesia, Indonesian slang language often functions as the primary language medium for communication in daily life. While it would be unusual to communicate orally with people on a casual basis with very formal Indonesian, the use of proper or 'good and correct' Indonesian ("bahasa Indonesia yang baik dan benar") is abundant in the media, government bodies, schools, universities, workplaces, amongst some members of the Indonesian upper-class or nobility and also in many other more formal situations.
Indonesian slang is an ever-evolving language phenomenon. This is, in part, due to its vocabulary that is often so different from that of standard Indonesian and Malaysian and also because so many new words (both original and foreign) are quite easily incorporated into its increasingly wide vocabulary list. However, as with any language, the constant changing of the times means that some words become rarely used or are rendered obsolete as they are considered to be outdated or no longer follow modern day trends.
  Indonesian slang language is mostly spoken in urban regions of the Indonesian archipelago. Variations of slang language can be found from city to city, mainly characterised by derivatives of the different local ethnic languages. For example, in BandungWest Java, the local slang language contains vocabulary from the Sundanese language while the slang found in Jakarta tends to be heavily influenced by English or the old Batavian dialect (i.e. the language of the original inhabitants of Jakarta or Batavia as it was known during the Dutch colonial period).Indonesian slang generally uses the same pronunciation as standard Indonesian, although there are many influences from regional dialects on certain aspects such as accent and grammatical structure. Loan words adopted from foreign languages (especially European) such as English or Dutch are often transliterated according to the modern Indonesian orthography. For example, 'please' is often written as plis. Another closely related phenomenon to arise in recent years is the formation of complex nouns or phrases created using a combination of English and Indonesian (slang) in the one sentence. A prime example of this is the phrase "so what gitu loh!", meaning "who cares?!" or quite simply "so what!" with added emphasis from the phrase "gitu loh""Gitu" is an abbreviated form of the Indonesian word "begitu" meaning "like that/ such as" while "loh" (also spelt lho) is simply a particle of expression commonly used in slang or conversational Indonesian to show surprise or instigate a warning. In these cases of combined, interlingual phrases, the original spelling (and quite often the pronunciation) of the foreign word(s) are retained. Hence, the English component of the Indonesian slang phrase "so what gitu loh!" remains relatively unchanged as far as spelling and pronunciation are concerned.
And also there are many 'particles' that often be spoken while speaking Indonesian. A foreigner that has learnt Indonesian and comes to Indonesia will of course be confused with so many 'words' that he/she doesn't understand. Even when an Indonesian himself, if he/she never have thought about the particles, the meaning is also not understood. For example, while eating meatball soup, a friend comes from behind and asks, "Lagi makan apa sih? ("What are you eating sih?"). This "sih" has no specific meaning, it only expresses feeling. This is the advantage of using Indonesian than English, because there are so many words indicating feeling, as it is with Japanese.
So, Let's see some Slang particles in Indonesian language below:



deh
  • How about ...

    Coba dulu deh = How about trying it first?
    Lanjutin besok lagi deh = How about continuing it tommorow?
  • I think ... / I decide ... 

    Mau yang mana? ~ Yang biru deh = Which one do you want? ~ I think I'll choose the blue one.
    Aku pergi deh = I think I'm going now / Better if I go.
dong
  • indeed / of course / You should have known that ...

    Kamu dapet kue gratis juga? Dapet dong = Did you get the free cake? Of course I got it.
    Suka yang mana? (choosing a girl) ~ Yang itu dong = Which one do you like? ~ Of course him/her (I think you think the same too)
  • soften a prohibition or command

    Jangan keras-keras dong (lagunya) = Don't set it so loud please (the music)
    Eh, kertasnya masukin semua dong = Hey, please insert all the paper!
eh
  • Hey (requesting attention)

    Eh, sini sebentar = Hey, come here for a minute!
  • Correcting incorrectly spoken words / "I mean" 

    Tadi kan aku kasih kamu dua ratus, eh dua ribu? = Didn't I give you two hundred... I mean two thousand?
  • By the way (changing topic)

    Eh, inget ga tempat ini? = By the way, do you remember this place?
kan
  • Isn't it (question tag to assert)

    Dia yang namanya Adi kan? = He is the one called Adi, right?
    Bagus kan? = Good, isn't it?
  • Didn't you remember that ...

    Hah, dia mau datang? ~ Kan mu yang bilang, masa lupa? = Heh, he is coming? ~ Wasn't it you who said it to me, how can you forget?
  • Because

    Kenapa ga masukin kulkas aja? ~ Mana cukup, kan kulkasnya kecil = Why don't you put it in the fridge? ~ It's not enough, because the fridge is small.
ko / kok
  • Why (asking) / I wonder why (just expresses wonder)

    Ko kamu telat? = Why are you late?
    Ko bisa dia dipukul papanya, aneh = I wonder why he is attacked by his father, it's strange.
  • Actually ... (denying assumption)

    Makan di sana enak ga? Aku ga pernah ke sana ko = Is it nice to eat there? Actually I haven't been there (I don't know)
    Tiap hari aku tidur 8 jam, lama yah ~ Aku juga ko = I sleep 8 hours every day, it's long isn't it? ~ Actually me too (I think that's not too long)
loh / lho / lo
  • expressing surprise after hearing something

    Loh, katanya ga mau ikut? ~ Pikir-pikir pengen juga = What? Didn't you say that you didn't want to join us? ~ After thinking, I became more interested.
    Aku bolos aja deh ~ Loh, kenapa? = I think I will skip (the lecture) (for now) ~ What?! Why is it?
  • You know? / I'll let you know that ...

    Ikut dong, Nina aja ikut loh = Please join us, even Nina joined us, you know?
    Jangan main api, nanti kebakar loh = Don't play with fire, you may be burned, you know?
  • asserting / making sure

    Datang loh ke ultah Wendy! = Don't forget to come to Wendy's birthday party.
    Ingat loh pesan saya! = Make sure you remember my advice.
nih
  • comes from "ini" meaning "this", indicating something related to here / current time

    Cape nih = I'm tired (now)
    Besok aja bikin kalimatnya, lagi sibuk nih = How if we make the sentences tomorrow, since I'm busy (now)
  • Are you really ... ?

    Udah mau pergi nih? = Are you really going now?
  • emphasizes the subject

    Jannes nih yang masak = The one who cooks is Jannes, you know?
sih
  • I wonder ... (sometimes need answer, sometimes not) 

    Tadi Pak Tina ngomong apa sih? = I wonder what Pak Tina said just now.
    Berapa sih harganya? = I wonder how much the price is.
  • expressing annoyance

    Sebetulnya kamu lagi apa sih? = What are you EXACTLY doing?
    Kenapa sih selalu telat? = Why are you always late?
  • Because

    Kamu sih datangnya lama, jadi semua telat = Because you came up late, everybody become late.
    Aku sedih, kamu jahat sih = I'm sad, because you are evil.
  • selecting something different than the others

    Karyawan di sana bodo-bodo yah? ~ Adi sih pinter, ... = All staffs there are stupid, aren't they? ~ (All are stupid, except) Adi (which is) smart.
  • But (sometimes the sentence stops there) 

    Semua soal bisa? ~ Bisa sih, cuma ada 1 yang ga = Did you successfully do all the questions? Yes I did, but there is one that I didn't.
    Bisa main gitar? Bisa sih... = Can you play guitar? I can, but...
tuh
  • See that! (I don't want to do anything about it from now) 

    Makan tuh kuenya = Eat the cake (I don't want to eat anymore)
    Kamu tuh kerjanya tidur melulu = All you do is sleeping (I'm annoyed)
ya / yah
  • Isn't it (question tag, wondering)

    Tadi itu Linda ya? = The one (you met) just now was Linda, wasn't it?
    Rapatnya mulai jam 9 ya? = The meeting starts at 9, isn't it?
  • either .. or .. (if coupled with "kalau tidak" / "kalo ga")

    Aku pasti bawa sesuatu. Kalo ga sabun ya sampo = I will bring something. Either soap or shampoo.
    Kalo ga dimakan singa, ya digigit ular = You will be either eaten by a lion or bitten by a snake.
  • then (used with "kalau (tidak)" / "kalo (ga)") 

    Kalo ga bisa tidur ya baca buku telepon = If you cannot sleep, (then) read the telephone directory.
    Kalo bisa bawa catatan, kalo ga ya gapapa (tidak apa-apa) = If you can, bring a notepad, but if cannot it's okay.
    Kalo tetep mau antri ya silakan saja = If you still want to queue, it's okay with me.
  • expressing dissatisfaction (in front of sentence) 

    Yah, Timnas Indonesia kalah lagi = Sadly, Indonesia National Team is again lost.
    Yah, kamu sih = It's because of you, you know? (softly)

Rabu, 22 Februari 2012

MAU KEMANA SETELAH LULUS SMA dari SMA NEGERI 1 KUALUH LEIDONG?

     Adik-adik yang sebentar lagi akan meninggalkan bangku sekolah SMA N 1 K. Leidong. Mungkin masa sekolah merupakan masa yang paling indah, apalagi masa-masa di SMA. Ini adalah saat-saat terakhir bagi semua siswa kelas XII mengenakan seragam SMA. Ujian Nasional bukanlah akhir perjuangan, tetapi awal untuk memulai hal baru. Nantinya tentu akan muncul pertanyaan “kemana setalah aku lulus SMA?”.
Pertanyaan itulah yang selalu muncul di benak kebanyakan para pelajar yang telah lulus dari bangku SMA.
    Tentunya ada beberapa jawaban dari pertanyaan tersebut, diantaranya: kuliah, kerja, nikah bahkan istirahat dulu (nganggur). Jawaban ini tentu memiliki dasar atau landasan sendiri-sendiri tergantung bagaimana para siswa menyikapi dan menanggapinya. Saya akan mencoba memberikan gambaran bagaimana kita menyikapi atau menjawab pertanyaan tersebut. :

1. KULIAH
Sebagian besar lulusan SMA jika diberi pertanyaan “apakah kamu mau kuliah?”, maka hampir 90% akan menjawab pengen kuliah. Tetapi ada beberapa hal yag perlu dipertimbangkan jika ingin melanjutkan kuliah. Hal-hal tersebut antara lain :

    *  Kamu ingin jadi apa? Andai kata saja pengen jadi pengacara ya berarti harus mengambil Fakultas Hukum, ingin jadi dokter ya ambil Fakultas Kedokteran, apa mau jadi guru ya ambil Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan. Dalam mengambil Jurusan atau Fakultas ini perlu mempertimbangkan minat dan cita-cita yang ingin dicapai. Semua tadi harus ditentukan terlebih dahulu, jangan sampai kita kuliah tidak mempunyai arah dan tujuan. Selain nantinya akan menyulitkan kita, tetapi juga hasil yang akan kita peroleh nanti tidak akan optimal.
    * Ukurlah kemampuan kita terlebih dahulu , jangan sampai kemampuan di bidang ilmu sosial malah mengambil jurusan di bidang ilmu alam. Ya jelas nantinya kita akan keteteran mengikuti perkulihan, alhasil waktu kuliah yang kita tempuh akan jadi lebih lama (tentunya biaya akan membengkak) selain itu hasilnya juga kurang maksimal .
    *   Ukur kemampuan Finansial kita. Dengan kita mengetahui kemampuan financial orang tua kita tentunya nanti kita tidak akan mandek di tengah jalan. Selain itu dengan kemampuan finansial yang pas-pasan tentunya akan mendorong kita untuk lebih berprestasi dan agar nantinya kita mendapatkan bea siswa.
       Jika kita memutuskan untuk Kuliah tentunya akan muncul beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. mau kuliah dimana ?
2. ambil jurusan apa ?
3. menghabiskan biaya berapa ?
4. menempuh program apa ?
5. setelah lulus nanti apakah bisa dapat pekerjaan ?
       Tentunya kita harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik dan bijaksana, satu hal jangan sampai jawaban tersebut kita dapatkan dari orang lain dan bukan dari diri kita sendiri, hal ini untuk menghindari ketidaksesuaian apa yang kita tempuh dibangku kuliah dengan minat dan bakat kita, maka jawaban tersebut harus datang dari diri kita sendiri. Dengan demikian minimal jika kita ingin kuliah harus bisa menentukan hal-hal berikut :
1. Pilihan Perguruan Tinggi dengan beberapa pilihan tentunya;
2. Jurusan yang akan kita pilih;
3. Estimasi biaya untuk kuliah;
4. Diploma atau Sarjana program yang akan kita ambil;
5. Informasi tingkat kebutuhan lapangan kerja pada 3 atau 4 tahun mendatang setelah kita lulus kuliah.
Jika lima hal diatas sudah kita selesaikan, maka melangkah untuk melanjutkan studi (KULIAH) tentunya dengan semangat dan motivasi yang kuat maka kuliah tidak sekedar ikut saran teman, mengikuti keinginan orang tua atau alasan lain-nya.


2. KERJA
     Biasanya banyak juga sebagian dari siswa-siswi lulusan SMA ingin langsung bekerja. Tentunya bagi lulusan SMA harus mempunyai skill dan kemampuan lebih. Hal ini berbeda dengan mereka yang lulusan SMK, sebab lulusan SMK memang dipersiapkan dan dilatih untuk langsung terjun di dunia kerja.  Secara kasat mata lulusan SMA akan kalah bersaing dengan lulusan SMK jika langsung terjun didunia kerja. Sebagai solusi untuk mengasah dan melatih skill untuk menghadapi dunia kerja maka kita perlu mempersiapkan diri dengan belajar dilembaga-lembaga keahlian paling tidak selama satu tahun.
     Jika kita memilih untuk bekerja, sudah barang tentu kita harus menyiapkan diri untuk mampu bersaing dengan kompetitor-kompetitor lainnya dalam lapangan pekerjaan, hal yang paling penting di negeri ini dalam mencari pekerjaan adalah :
1. Kita harus memiliki skill lebih dibandingkan kompetitor lainnya;
2. Kita harus memiliki motivasi yang kuat untuk bekerja;
3. Kita harus siap untuk berkompetisi setelah diterima kerja nanti;
4. Kita harus menentukan target pribadi dalam waktu 5 tahun mendatang tentang pekerjaan kita;
5. Kita harus menentukan bekerja pada orang lain (karyawan) atau menciptakan lapangan kerja sendiri (usaha mandiri).
     Karena jangan sampai kita kerja hanya dengan alasan dari pada menganggur, karena jika memutuskan bekerja karena alasan tersebut, sudah dapat dipastikan kita tidak memiliki motivasi kerja dan tidak memiliki target bagaimana kehidupan kita kelak. Dan tentunya bersiap-lah untuk terus menjadi orang yang sulit untuk berkembang dan mengembangkan diri.


3. NIKAH
    Ini solusi bagi yang sudah kebelet, tapi diharapkan sebelum memutuskan menikah setelah lulus SMA adalah pikirkan secara matang-matang terlebih dahulu.
Ada beberap hal yang harus diperhatikan, karena menikah tidak hanya memandang dan merasakan nikmat-nya saja, akan tetapi banyak hal yang harus kita kondisikan sejak awal, karena menikah itu kita harus :
1. Siap lahir dan batin;
2. Siap untuk menafkahi dan dinafkahi;
3. Siap untuk menjadi orang tua;
4. Siap untuk melepas masa-masa kebebasan;
5. Siap untuk bertanggungjawab atas semua langkah dan perbuatan kita.
  
4. N6AN66UR
    Ini sebenarnya bukanlah pilihan, karena nantinya kita dapat menjadi beban kedua orang tua kita. Tetapi jika memang kepepet sampai nganggur ya maubilang apa lagi. Saran saya selama masih nganggur ikutlah kegiatan-kegiatan yang positif dan menghasilkan, siapa tau malah nantinya dapat berwiraswasta.


Nah adik-adik kami kls XII sudah bisa merenungkan baik-baik. Dan perlu saya inagtkan bahwa jangan sampai adik-adik sekalian membuat PILIHAN & KEPUTUSAN yang SALAH & GEGABAH karena yang MERASAKAN DAMPAKNYA adalah Anda sendiri.

PESAN SAYA adalah "JALANI LAH HIDUP DENGAN PASTI dan JANGAN PERNAH RAGU AKAN DIRI SENDIRI, serta hilangkan rasa GENGSImu yang BERLEBIHAN."